Selasa, 16 Mei 2017

Cara Mudah Membuat Wireless Charging untuk Smartphone Jadul

Cara Mudah Membuat Wireless Charging untuk Smartphone Jadul

ArenaLTE.com - Wireless charging saat ini memang masih menjadi teknologi pengisian baterai yang paling simpel. Selain itu, pencatu daya tanpa juntaian kabel ini telah menjadi produk yang sedang tren. Namun, jangan berpikir bahwa hanya produk premium dari produsen global, seperti Samsung dan Apple saja yang bisa menggunakan wireless charging. Anda pun yang mempunyai ponsel dikelas menengah bawah atau smartphone jadul dari merek apapun, bisa juga menggunakannya. Namun melalui trik satu ini.

Wireless charging sendiri sebenarnya adalah modul transmisi yang hadir dengan teknologi berbeda. Ada dua piranti utama untuk mendukung teknologi pengisian baterai nirkabel ini, seperti piranti pemancar dan penerima. Dan biasanya, Pasokan pemancar listrik untuk smartphone tersebut akan hadir dalam bentuk charger pad atau media platform. Sedangkan piranti penerima tertanam di smartphone.

Lalu bagaimana jika kedua teknologi ini tidak dihadirkan pada smartphone Anda yang tidak mendukung wireless charging? Tenang, meski kedua piranti ini tidak ada pada smartphone yang Anda miliki, namun hal itu bisa diakali agar tetap bisa merasakan manfaat wireless charging untuk smartphone Anda.
 

Pengguna Youtube AddyLogy memberikan panduan untuk bisa membuat wireless charging Anda. Dalam video unggahan di video sharing tersebut, terlihat cukup simpel dilakukan. Hanya Anda cukup menonton dengan lebih seksama saja, dan pastinya tidak melewati setiap langkah dalam video untuk mengurangi resiko kesalahan yang akan terjadi.

Sebelum mencoba praktik membuat wireless charging ini dan seperti yang terlihat dalam video yang diunggah sang akun. Anda harus terlebih dahulu menyiapkan peralatan yang disediakan, seperti halnya kabel USB, adaptor listrik/ charger, magnet, kertas alumunium, selotip, dan kawat kuningan penghantar listrik, selain itu jangan lupa alat pemotong kabel dan juga lem perekat.

wireless charging_

Setelah semua peralatan disiapkan, hal yang pertama dilakukan adalah memotong kabel USB dengan jarak sekira 50 sentimeter dari pangkal Jack USB tersebut. Setelah dipotong kabel USB tersebut, Anda bisa melanjutkannya dengan membelah atau mengelupas kabel untuk membuka kabel bagian dalam yang berwarna. Dalam pemotongan ini, sebaiknya dilakukan hati-hati karena bagian dalam kabel tersebut sangat rentan terkelupas.

Jika Anda sudah melewati bagian pengelupasan kabel, langkah selanjutnya adalah memisahkan bagian kabel berwarna tersebut. Seperti terlihat dalam video, Anda bisa memisahkan bagian kabel ground dengan kabel positif dan negatif. Buang kabel atau potong kabel ground yang biasanya berwarna hijau dan putih tersebut, pisahkan kabel yang berwarna merah dan hitam (+/-).

Langkah selanjutnya adalah mengelupas bagian dalam kabel berwarna merah dan hitam tersebut, untuk mengeluarkan kawat bagian kabel. Lakukan hal yang sama untuk ujung kabel yang akan dipasangkan pada  smartphone (Jack Micro USB).

Bagian kawat kabel yang sudah terkelupas baik itu pada kabel Jack USB maupun jack Micro USB (merah dan hitam), bisa Anda bungkus dengan kertas alumunium tersebut hingga menutupi bagian yang terbuka. Setelah dibungkus dengan kertas, Anda bisa melanjutkannya dengan meililitkan bagian tersebut dengan kawat  yang telah disediakan. Lakukan lilitan secukupnya yang dilanjutkan dengan penutupan selotip untuk kabel yang ujungnya adalah Jack USB.

Berbeda dengan kabel yang ujungnya adalah Jack Micro USB. Setelah Anda menutup lilitan kawat pada bagian kabel tersebut dengan selotip hitam, Anda bisa melanjutkannya dengan menambah lilitan kawat kembali untuk menutup bagian selotip tersebut.

Jika langkah pada kabel ini telah Anda lakukan benar dan tanpa terlewat sedikitpun. Anda bisa mengikuti proses selanjutnya, yakni memasangkan magnet pada bagian atas charger atau batok kepala charger. Pasangkan lem untuk memperkuatnya. Pemasangan magnet dimanfaatkan untuk meredam jumlah arus listrik yang keluar, sehingga tidak ada arus berlebih yang bisa membahayakan perangkat.

Jika proses tersebut sudah dilakukan, kini Anda bisa mencoba hasil praktik membuat wireless charging tersebut namun bisa melihat videonya di link ini. Selamat mencoba!

Cara Membaca Kode Bearing

Seringkali kita kesulitan untuk menentukan bearing yang akan kita pakai untuk mesin kita, berikut akan saya bagi tips untuk membaca kode bearing matrik.

Untuk memudahkan dalam pemilihan bearing, maka produsen bearing membuat standar ukuran bearing melalui kode tertentu. Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai kode yang terdapat pada bearing.
Pada bearing biasanya tertera kode kombinasi antara angka dan huruf. misalnya pada bearing SKF yang tertera kode 6201 RS/C3 MT47. Kode tersebut tidak sembarang tulis, karena ditentukan menggunakan standar ISO.


Kode Angka


·         Angka Pertama

Angka pertama adalah kode untuk jenis bearing. Perlu diingat bahwa bila kode pertama adalah angka, berarti satuan yang dipakai merupakan satuan metrik, sedangkan bila menggunakan huruf, berarti menggunakan satuan non metrik (inchi).

Daftar arti kode pertama (jenis bearing):


·         Angka Kedua

Angka kedua merupakan kode yang menunjukkan jenis dimensi bearing, yaitu diameter, tebal dan tinggi.

·         Dua angka berikutnya, yaitu angka ketiga & ke-empat


Merupakan kode untuk ukuran diameter dalam bearing tersebut. jika kode-nya 00 maka diameternya 10 mm , 01 maka diameternya 12 mm , 02 maka diameternya 14 mm , 03 maka diameternya 17 mm. Mulai 04 sampai seterusnya tinggal di kali dengan 5 mm. misalnya 04 = 20 mm, 05 = 25 mm. dan seterusnya


Berikut tabel untuk beberapa ukuran bearing berdasarkan kode angkanya (matrik)

 

Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
605
5
14
5

625
5
16
5
606
6
17
6

626
6
19
6
607
7
19
6

627
7
22
7
608
8
22
7

628
8
24
8
609
9
24
7

629
9
26
8
623
3
10
4

634
4
16
5
624
4
13
5

635
5
19
6









Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
6000
10
26
8

6200
10
30
9
6001
12
28
8

6201
12
32
10
6002
15
32
9

6202
15
35
11
6003
17
35
10

6203
17
40
12
6004
20
42
12

6204
20
47
14
6005
25
47
12

6205
25
52
15
6006
30
55
13

6206
30
62
16
6007
35
62
14

6207
35
72
17
6008
40
68
15

6208
40
80
18
6009
45
75
16

6209
45
85
19
6010
50
80
16

6210
50
90
20









D = diameter luar







d=diameterDalam







l = lebar










ssatuan dalam : mm



Kode Jenis Penutup Bearing

Untuk kode berikutnya merupakan huruf yang merupakan kode untuk jenis penutup bearing, contohnya RS yang kepanjanganya Rubber Seal atau seal karet yang artinya bearing tersebut menggunakan penutup jenis karet.

Daftar arti kode keempat (jenis penutup yang digunakan pada bearing):


Z= zinc(single seal)
2Z= zinc(double seal)
RS= rubber(single seal)
2RS= rubber(double seal)
V= single non-contact seal
VV= double non-contact seal
DDU= double contact seal
NR= snap ring and groove
M= brass cage

 

 Kode Kerengangan

Contohnya kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih terasa rengang dibanding C2. Angka kerenggangan tersebut tercantum dari C2 – C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya yaitu di temperatur motor high speed jauh lebih tinggi dibanding motor harian, dan ketika suhu memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet. Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.






Contoh cara membaca kode bearing (laher) 6301-RS C3 yang tertera di sisi samping bearing:
·                     angka 6 adalah jenis laher dengan bantalan berbentuk bola (ball bearing);
·                     3 menunjukkan dimensi laher (diameter luar dan tebal laher) dalam contoh ini diameter luar laher 37mm dan tebal 12mm;
·                     01 adalah lingkar dalam laher 12mm, jika angkanya 00 berarti diameter dalamnya 10mm, 01:12mm, 02:15mm, 03:17mm, 04:20mm, 05:25mm, 06:30mm dan 07:35mm;
·                     RS menunjukkan jenis tutup/pelindung bola laher (RS: rubber seal, Z atau ZS: zinc seal/sil logam, 2 RS: kedua permukaan laher tertutup sil karet, 2Z: kedua permukaan laher ditutup logam/zinc)
·                     C3 menunjukkan clearance (kerenggangan) dalam satuan mikron (1/1000).